Jumat, 01 November 2013

makalah Akhlak islami


I.  PENDAHULUAN
               Akhlak adalah sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna, akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al Qalam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
 Artinya : Dan sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.
               Akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al mahmudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika berbicara tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang konsep baik buruk.
               Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Akhlaq islami dan juga sudut pandangnya dalam segi islam.










II.  RUMUSAN MASALAH
          Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Pengertian akhlak islami
2. Sumber dan ciri-ciri akhlak islami
3. Ruang lingkup Akhlak islami dan kaitannya dengan status pribadi

III. PEMBAHASAN
A.Pengertian Akhlak Islami
           Secara sederhana akhlak islami dapat diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati sebagai sifat.
Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat universal. Namun dalam rangka menjabarkan akhak islami yang universal ini diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
Dengan kata lain Akhlak Islami adalah akhlak yang disamping mengakui adanya nilai-nilai universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang bersifat lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang universal itu. Sebagai contoh yaitu menghormati kedua orang tua, adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan cara menghormati kedua orang tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil pemikiran menusia yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi di mana orang yang menjabarkan nilai universal itu berada.
Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau moral, walau etika dan moral itu di perlukan dalam rangka menjabarkan akhlak yang berdasarkan agama (akhlak Islami). Hal ini disebabkan karena etika terbatas pada sopan santun antara sesama manusia saja, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan akhlak Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh etika dan moral.
Akhlak (Islami) menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya daripada yang telah dikemukakan  terdahulu secara mencangkup pula beberapa hal yang tidak merupakan sikap lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran.
Akhlak Islami adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. Quraish shihab dalam hubungan ini mengatakan, bahwa tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah. Apa yang dinilai baik oleh Allah pasti aik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohongan esensinya buruk.
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu Huroiroh meriwayatkan hadist dari Rasulullah SAW:
Artinya : "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya.      
           
                        Pada dasarnya Akhlak sendiri terbagi menjadi 2 yaitu akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela) .Contoh Beberapa akhlak mahmudah seperti bersikap setia, jujur, adil, pemaaf, disenangi, menepati janji, memelihara diri, malu, berani, kuat, sabar, kasih sayang, murah hati, tolong menolong, damai, persaudaraan, menyambung tali persaudaraan, menghoranati tamu, merendahkan diri, berbuat baik, menundukkan diri, berbudi tinggi, memlihara kebersihan badan, cenderung kepada kebaikan, merasa cukup dengan apa yang ada, tenang, lemah lembut, bermuka manis, kebaikan, menahan diri dari berlaku maksiat, merendahkan diri kepada Allah, berjiwa kuat dan lain sebagainya.
            Sedangkan yang termasuk dalam akhlak mazmumah, antara lain; egoistis, lacur, kikir, dusta, peminum khamr, khianat, aniaya, pengecut, aniaya, dosa besar, pemarah, curang, culas, mengumpat, adu domba, menipu, memperdaya, dengki, sombong, mengingkari nikmat, homosex, ingin dipuji, ingin didengar kelebihannya, makan riba, berolok-olok, mencuri, mengikuti hawa nafsu, boros, tergopoh-gopoh, membunuh, penipuan, dusta, berlebih-lebihan, berbuat kerusakan, dendam, merasa tidak perlu pada yang lain dan lain sebagainya yang menunjukkan sifat-sifat yang tercela.[1]
  
   B.Sumber dan Ciri-Ciri Akhlak Islami

               Persoalan “Akhlak” di dalam islam banyak dibicarakan dan dimuat pada Al-Qur’n             dan Al-Hadits. Sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari        bagi manusia. Ada yang menjelaskan arti baik dan buruk. Memberi informasi kepada   umat, apa yang semestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak. Sehingga   dengan mudah dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah.
   Kita telah mengetahui bahwa akhlak islam adalah merupakan system moral/akhlak yang    berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah pada             nabi/Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya.
   Memang  sbagaimana disebutkan terdahulu bahwa secara umum akhlak/moral terbagi        atas moral yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan akhirat dan   kedua moral yang sama sekali tidak berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan, moral ini       timbul dari sumber-sumber sekuler.
               Akhlak islam, karena merupakan system akhlak yang berdasarkan kepercayaan       kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar daripada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar/sumber pokok daripada akhlak islam adalah Al-Qur’an dan Al-          Hadits yang merupakan sumber utama dari agama islam itu sendiri.
   Dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi:
عَنْ اَنَسِ بْنِ ماَلِكٍ قَالَ النَّبُّى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا ماَ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ وَرَسُوْلِهِ
   Artinya:
   “ Dari Anas Bin Malik berkata: Bersabda Nabi Saw: Telah kutinggalkan atas kamu            sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, maka tidak akan    tersesat, yaitu Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya”.

Memang tidak disangsikan lagi dengan bahwa segala perbuatan/tidakan manusia apapun bentuknya pada hakikatnya adalah bermaksud untuk mencapai kebahagiaan (saadah), dan hal ini adalah sebagai “natijah” dari problem akhlak. Sedangkan saadah menurut system moral/akhlak yang agamis(islam), dapat dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni dengan menjahui segala larangan Allah dan mengerjakan segala perintah-Nya, sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sehubungan dengan Akhlak Islam, Drs. Sahilun A, Nasir menyebutkan bahwa Akhlak Islam berkisar pada:
a.       Tujuan hidup setiap muslim, ialah menghambakan dirinya kepada Allah, untuk mencapai keridhaan-Nya, hidup sejahtera lahir dan batin, dalam kehidupan masa kini maupun yang akan datang.
b.      Dengan keyakinannya terhadap kebenaran wahyu Allah dan sunah Rasul-Nya, membawa konsekuensi logis, sebagai standard dan pedoman utama bagi setiap moral muslim. Ia member sangsi terhadap moral dalam kecintaan dan kekuatannya kepada Allah, tanpa perasaan adanya tekanan-tekanan dari luar.
c.       Keyakinannya akan hari kemuadian/pembalasan, mendorong manusia berbuat baik dan berusaha menjadi manusia sebaik mungkin, dengan segala pengabdiannya kepada Allah.
d.      Islam tidak moral yang baru, yang bertentangan dengan ajaran dan jiwa islam, berasaskan darI Al-Qur’an dan Al-Hadits, diinterprestasikan oleh ulama mujtahid.
e.       Ajaran Akhlak Islam meliputi segala segi kehidupan manusia berdasrkan asas kebaikan dan bebas dari segala kejahatan. Islam tidak hanya mengajarkan tetapi menegakkannya, dengan janji dan sangsi Illahi yang Maha Adil. Tuntutan moral sesuai dengan bisikan hati nurani , yang menurut  kodratnya cenderung kepada kebaikan dan membenci keburukan.[[2]]
Dengan demikian dapat ditegasakan disini bahwa dasar dari akhlak islam secara global hanya ada dua yakni: Percaya adanya Tuhan dan percaya adanya hari kemudian/ pembalasan, sebagai disebutkan oleh Abul A’la Maududi bahwa system moral/akhlak ada yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan setelah mati.

Dalam islam, budi pekerti merupakan refleksi iman dari seseorang sebagai contoh(suri tauladan) yang pas dan benar ialah Rasullah Saw. Beliau memiliki akhlak yang sangat muia, agung dan teguh. Sehingga tidak mustahil kalau Allah memilih beliau sebagai pemimpin umat manusia.
“Akhlak” di dalam iajaran islam sangat rinci, berwawasan multi dimensial bagi kehidupan, sistematis dan beralasan realitas. Juga “Akhlak” banyak dibicarakan tentang konsekuensi yang bagi manusia yang tidak berpegang pada “ akhlak islam”.
“Akhlak islam” bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan mental. Tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiann di dunia dan akhirat. Dua simbolis tujuan inilah yang diidamkan manusia bukan semata berakhlak secara islami hanya bertujuan untuk kebahagiaan dunia saja.
Dalam ajaran Islam memelihara terhadap sifat terpuji. Dan ada ciri-ciri akhlak islamiyah yaitu:
1.Kebajikan yang mutlak
Islam menjamin kebajikan mutlak. Karena Islam telah menciptakan akhlak yang luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan atau masyarakat pada setiap keadaan, dan waktu bagaimanapun. Sebaliknya akhlak yang diciptakan manusia, tidak dapat menjamin kebaikan dan hanya mementingkan diri sendiri.
2.Kebaikan yang menyeluruh
Akhlak islami menjamin kebaikan untuk seluruh manusia. Baik segala jaman, semua tempat, mudah tidak mengandung kesulitan dan tidak mengandung perintah berat yang tidak dikerjakan oleh umat manusia di luar kmampuannya. Islam menciptakan akhlak yang mulia, sehingga dapat dirasakan sesuai dengan jiwa manusia dan dapat diterima akal yang sehat.
3.Kemantapan
Akhlak Islamiayah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan yang bijaksana, yang selalu memliharanya dengan kebaikan yang mutlak. Akan tetapi akhlak/etika ciptaan manusia bersifat berubah-rubah dan tidak selalu sama sesuai dengan kepentingan masyarakat dalam satu jaman atau satu bangsa. Sebagai contoh aliran materialism, hati nurani dana lain sebagainya.
4.Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia sebab ia mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam keadaan suka dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk tetap berpegang kepadanya. Juga sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan yang diiringi dengan pahala dan mencegah perbuatan jahat, karena takut skan siksaan Allah SWT.
5.Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, islam menghargai hati nurani bukan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan beberapa usaha. Firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-2 :
Artinya :
1. Aku bersumpah demi hari kiamat
2. Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) [[3]]

C.Ruang Lingkup Akhlak islami dan kaitannya dengan status pribadi

a.Ruang Lingkup
1. Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah dapat di artikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya di lakukan oleh manusia sebagai makhluk , kepada Allah sebagai Kholiq. 4 alasan mengapa manusia perlu berakhlak terhadap Allah, yaitu karena :
a.       Allah yang telah menciptakan manusia
b.      Allah yang memberikan pancaindra
c.       Allah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang di perlukan bagi kelangsungan hidup manusia.
d.     Allah yang telah memulyakan manusia dengan di berikan kemampuan menguasai daratan dan lautan.

2. Akhlak terhadap sesama manusia
                    Sikap atau perbuatan yang seharusnya di lakukan antar sesama manusia. Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk. Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut. Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif.[[4]]
3.Akhlak terhadap lingkungan
Akhlak yang di terapkan di sekitar lingkungan manusia. Pada dasarnya akhlak yang di ajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebgai khalifah.
b.Akhlak islami berkaitan dengan status pribadi
“Akhlak islami” yang mengatur dan membatasi kedudukan (satus) pribadi sebagai:
1.                       Hamba Allah
2.                       Anak
3.                       Ayah/ibu
4.                       Anggota masyarakat
5.                       Da’i/Muballigh
6.                       Pemimpin
Dengan demikian “akhlak islami” mengarah kepada status pribadi yang berada pada kelompok social yang beraneka ragam. Fungsi, peran dan bagaimana semestinya berperilaku pada posisi(kedudukan) dalam kelompok sosial tersebut, dengan adanya “akhlak Islami” dapat dihindari (pola hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan kholiqnya) keliruan bertindak.
IV.  KESIMPULAN
                            Dari pembahasan materi di atas penulis menyimpulkan bahwa Akhlak islami yaitu tabiat , tingkah laku , budi pekerti manusia sebagai muslim. akhlak terdiri dari Akhlak mahmudah (baik) dan akhlak mazmumah (buruk) . sumber dari akhlak islami yaitu dari Al-Quran dan Al-Hadits. Ciri-ciri akhlak islamiyah yaitu: kabajikan yang mutlak ,kebaikan yang menyeluruh , kemantapan, kewajiban yang di patuhi , pengawasan yang menyeluruh.
                                    Akhlak islami memiliki ruang lingkup yang harus di lakukan yaitu : akhlak terhadap Allah , Akhlak terhadap sesama manusia , akhlak terhadap lingkungan.
V.  PENUTUP
                        Demikian uraian makalah yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat kesalahan baik penulisan maupun dalam pemaparan, mohon maaf sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pasti milik manusia, tidak lupa kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf , jilid 1, jakarta : PT Raja Granfindo Persada Jakarta, 2010, Cet.9
Yunus, Mahmud, Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1981
        Fahmi, Asma Hasan, Mabadi’at Tarbiyah al-Islamiyah, diterj. Oleh Mukhtar Yahya dan Sanusi Latif, Jakarta : Bulan Bintang, tth.
Citra, riski, akhlak islami, (www.scribd.com).


[1] Drs. M. Zein Yusuf, Akhlak-Tasawuf, Al-Husna, Semarang, 1993, hal.56
[2] Drs. Sahilun A. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini, PT. Al-Ma’arif Bandung, 1980, hal 98-99

[3] Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
[4] Iimazizah, “Konsep dasar akhlaq islami” , kuliah akhlak , http://scribd.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar